Pakan Ternak dari Biji Karet
Pakan Ternak dari Biji Karet
ABSTRAK
Salah
satu persyaratan suatu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku pakan adalah
ketersediaannya yang melimpah, harganya relatif murah, mudah dicerna oleh
ternak, mempunyai kandungan nutrisi yang baik (protein) dan tidak berkompetisi
dengan manusia. Biji karet dapat digunakan sebagai salah satu kandidat bahan
baku pakan ternak. Menurut Arossi dkk (1985) dalam Prawirodigdo (2007),
penambahan tepung biji karet sampai 19% dalam pakan masih layak untuk
pertumbuhan hewan ternak. Kandungan protein tepung biji karet sangatlah tinggi.
Selain kandungan protein yang cukup tinggi, pola asam amino biji karet juga
sangat baik. Asam amino yang paling banyak terkandung dalam tepung biji karet
adalah asam glutamik, asam aspartik dan leucine sedangkan methionine dan
cystine merupakan kandungan asam amino yang terendah.
Kata kunci :
karet, ayam broiler, nutrisi
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara penghasil karet nomor 1 dunia. Biji karet merupakan
produksi sampingan perkebunan karet, hampir tiga juta lahan di Indonesia
ditanami karet . yang secara alamiah biji tersebut jatuh terlontar ke
tanah setelah mencapai kematangan tertentu. Tanaman karet menghasilkan
rata-rata 800 biji karet per pohon per tahun. Dengan demikian, Indonesia mampu
menghasilkan 2,4 juta biji karet karena setiap buah karet mempunyai 2-4 biji
karet. Sehingga, biji karet mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi bahan
baku ternak karena persediaan yang cukup melimpah. Tanaman karet tumbuh baik di
Indonesia pada ketinggian 1-200 m diatas permukaan air laut. Tanaman karet
adalah tanaman berumah satu (monoecus). Satu tangkai bunga majemuk terdapat
bunga betina dan juga bunga jantan.
Tanaman
karet umumnya mulai berbunga sekitar umur tujuh tahun tetapi dapat dipercepat
mnjadi kurang dari umur lima tahun. Proses pemasakan buah berlangsung
selama 5 – 6 bulan, sedangkan musim bijinya berlangsung
sekitar 1,5 bulan. Berdasarkan proses pembuahannya, biji karet dibedakan
menjadi 3 golongan yaitu biji legitim, biji prope legitim dan biji
illegitim. Biji karet terdiri dari 2, 3, dan 4 kotak yang masing-masing
kotak berisi satu biji, jika ada 4 kotak dalam buah berarti terdapat 4 biji
karet. Biji karet terdiri atas kulit luar yang keras dan intinya banyak
mengandung minyak. Selama ini biji karet belum banyak dimanfaatkan . Pada
dasarnya, biji karet mempunyai potensi untuk pakan ternak yang nantinya
dilakukan pengolahan dan membuatnya menjadi tepung biji karet. Tepung biji
karet merupakan salah satu bahan alternatif dari pakan ayam.
Salah
satu persyaratan suatu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku pakan adalah
ketersediaannya yang melimpah, harganya relatif murah, mudah dicerna oleh
ternak, mempunyai kandungan nutrisi yang baik (protein) dan tidak berkompetisi
dengan manusia. Biji karet dapat digunakan sebagai salah satu kandidat bahan
baku pakan ternak.Biji
karet atau para (Hevea brasilliensis) di Indonesia saat ini masih merupakan
produk sampingan yang dapat dikategorikan belum bermanfaat karena baru sebagian
kecil yang digunakan sebagai bibit. Setiap pohon diperkirakan dapat
menghasilkan 5.000 butir biji per tahun atau satu hektar lahan dapat
menghasilkan 2.253 sampai 3 juta biji /tahun (Aritonang, 1986). Komposisi kimia
daging biji karet adalah bahan kering 92,22%; protein kasar 19,20%; lemak kasar
47,20%; serat kasar 6,00%; abu 3,49%; BETN 24,11%; dan HCN 573,72 ppm.
Penggunaannya
dalam ransum unggas terbatas (5%) karena kandungan HCN yang tinggi dan rasa
yang pahit (Bestari, 1984). Pengolahan dengan memanfaatkan teknologi fermentasi
merupakan salah satu cara untuk memperbaiki nilai gizi dan menurunkan kandungan
HCN sehingga menjadikan biji karet tersebut lebih berkualitas.
Menurut
Oyewusi dkk (2007), biji karet mengandung 10 – 22% protein dan asam amino
esensial. Biji karet telah diteliti di Indonesia untuk pakan ternak hewan
darat, namun belum diteliti untuk pakan ikan. Tepung biji karet yang
ditambahkan dengan metionin dalam ransum babi tidak memberikan konsumsi pakan
dan pertumbuhan yang optimal (Siagian dkk., 1992). Menurut Arossi et al. (1985)
dalam Prawirodigdo (2007), penambahan tepng biji karet sampai 19% dalam pakan
masih layak untuk pertumbuhan ayam pedaging strain CP 707.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui mengenai biji karet dan
pengolahanya serta manfaat biji karet khususnya untuk bahan pakan alternatif untuk
ternak.
Manfaat
Manfaat
dari penulisan karya tulis ini adalah menambah pengetahuan mengenai biji karet,
kandungan nutrisi biji karet, dan juga bagaimana cara pengolahan yang
tepat pada biji karet sehingga menjadi bahan bakan untuk ternak.
GAGASAN
Sumber
Protein Nabati
Bahan
baku pakan merupakan faktor utama yang harus tersedia dalam pembuatan pakan.
Bahan baku pakan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu bahan
baku yang berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).
Seiring
dengan peningkatan harga bahan baku dari hewan (tepung ikan) maka bahan baku
nabati sering digunakan sebagai bahan alternatif. Hal ini tidaklah selalu
berhasil karena mengakibatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang rendah
karena menurunnya pallatabilitas pakan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh
keseimbangan asam amino esensial, ketersediaan fosfor yang rendah dan dampak
metabolisme dari faktor antinutrisi (Antinutritional Factors / ANFs) yang tidak
diabaikan. Beberapa protein nabati kekurangan satu atau lebih asam amino
esensial, sehingga penggunaan protein nabati sebagai bahan baku utama pada
pakan harus menyediakan suplemen asam amino.
Penghilangan
racun
Tepung
biji karet dapat digunakan sebagai subsitusi protein pakan komersial dilihat
dari sisi kandungan protein, ketersediaan dan harganya. Namun, biji karet
tersebut mengandung asam sianida yang dapat menghambat pertumbuhan . Asam
sianida dalam biji karet dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya melalui
beberapa cara, yaitu perendaman (dipping) selama 24 jam, pengukusan (steaming)
pada suhu 100oC selama 6 jam, penjemuran (drying) selama 12 jam di
bawah sinar matahari atau kombinasi antara pengukusan dengan penjemuran selama
12 jam.
Penggunaaan
protein pakan optimal ini dipengaruhi oleh kesimbangan protein dan energi yang
tepat dan penambahan unsur-unsur vitamin dan mineral yang sesuai dengan
kebutuhan, proses pembuatan pakan dan penyimpannya serta pemberian pakan yang
tepat dan penyediaan kondisi lingkungan (air) yang baik. Tepung biji karet yang
telah dihilangkan atau dikurangi kandungan asam sianidanya dapat menggantikan
sebagian atau seluruhnya peranan protein pakan komersial. Indikatornya adalah
kelangsungan hidup, kecernaan pakan, pertumbuhan (protein, lemak dan energi),
efisiensi pakan, dan indeks hipatosomatik.
Tepung
Biji Karet
Tepung
biji karet merupakan salah satu bahan baku alternatif dari pakan ikan.
Keunggulan tepung biji karet adalah tepung biji karet dihasilkan dari biji
tanaman karet yang merupakan tanaman perkebunan yang paling banyak ditanam di
Indonesia, sehingga ketersediaannya dalam jumlah besar relatif terjamin. Selain
itu biji karet selama ini merupakan biji yang disia-siakan atau belum
dimanfaatkan dan tidak dapat dimakan langsung. Biji karet terdiri atas kulit luar
yang keras dan intinya banyak mengandung minyak.
Dilihat
dari komposisi kimianya, kandungan protein tepung biji karet sangatlah tinggi
(Tabel 1 dan 2). Selain kandungan protein yang cukup tinggi, pola asam amino
biji karet juga sangat baik. Asam amino yang paling banyak terkandung dalam
tepung biji karet adalah asam glutamik, asam aspartik dan leucine sedangkan
methionine dan cystine merupakan kandungan asam amino yang terendah (Tabel 3).
Tabel
1. Analisis proksimat tepung biji karet dan beberapa kandungan kimia (100 g berat kering)
Komposisi Proksimat
|
Kandungan
|
Air
|
3,6 %
|
Abu
|
3,4 %
|
Protein
|
27,0 %
|
Lemak
|
32,3 %
|
BETN
|
33,7 %
|
Tiamin
|
450,0 mg
|
Asam nikotinat
|
2,5 mg
|
Akroten dan tokoferol
|
250,0 mg
|
Sianida
|
330,0 mg
|
Tabel
2. Analisis proksimat tepung biji karet dari alam dan budidaya (berat kering)
Komposisi
|
Biji Karet Alam
|
Biji Karet Budidaya
|
Kadar air
|
14,1 ± 7,0 %
|
2,6 ± 0,4 %
|
Kadar abu kasar
|
9,7 ± 2,5 %
|
2,3 ± 0,2%
|
Kadar protein kasar
|
10,3 ± 1,7 %
|
21,9 ± 1,2 %
|
Kadar lemak kasar
|
6,4 ± 1,1 %
|
15,8 ± 1,9 %
|
BETN
|
73,7,4 ± 5,1 %
|
65,1 ± 5,2 %
|
Tabel
3. Susunan asam amino tepung biji karet dari alam dan budidaya (g/kg protein)
Asam Amino
|
Biji Karet Alam
|
Biji Karet Budidaya
|
Glutamic acid (Glu)
|
93.10
|
112.50
|
Aspartic acid (Asp)
|
76.00
|
80.40
|
Leucine (Leu)
|
51.60
|
71.90
|
Arginine (Arg)
|
46.00
|
51.10
|
Lysine (Lys)
|
39.50
|
49.90
|
Phenylalanine (Phe)
|
38.90
|
49.00
|
Glycine (Gly)
|
32.60
|
40.10
|
Valine (Val)
|
31.70
|
38.30
|
Isoleucine (Iso)
|
30.10
|
35.10
|
Tyrosine (Try)
|
29.00
|
33.90
|
Serine (Ser)
|
21.00
|
30.20
|
Alanine (Ala)
|
17.80
|
23.90
|
Histidine (His)
|
20.10
|
23.50
|
Threonine (Thr)
|
20.50
|
23.30
|
Proline (Pro)
|
20.20
|
18.10
|
Methionine (Met)
|
10.70
|
14.90
|
Cystine (Cys)
|
9.90
|
14.60
|
Agar
biji karet dapat dimanfaatkan maka harus diolah terlebih dahulu menjadi
konsentrat. Konsentrat adalah hasil pemekatan fraksi protein biji karet yang
kadar proteinnya sudah tinggi menjadi lebih tinggi lagi. Dalam pembuatannya,
fraksi protein akan lebih tinggi kadarnya dengan cara mengurangi atau
menghilangkan lemak atau komponen-komponen non protein lain yang larut.
Walaupun mempunyai kandungan nutrien relatif baik, biji karet memiliki
zat anti nutrien yaitu asam sianida (HCN) atau prussic acid.
Kandungan
Nutrisi Biji Karet
Biji
karet terdiri dari kulit yang keras dan juga daging biji. Biji karet terdiri
atas daging biji karet dengan presentase 57% dari bobot biji keseluruhan. Biji
karet merupakan hasil perkebunan karet yang memiliki potensi untuk dijadikan
bahan pakan ternak karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi sehingga
sangat bermanfaat. Biji karet mengandung protein dan energi metabolis yang
tinggi. Berdasarkan kandungan nutrisinya, biji karet mengandung protein kasar
17,08 %, lemak kasar 25,23 %, serat kasar 17,58 % dan energi metabolis 2707,53
kkal/kg. Selain kandugan nutrisi-nutrisi tersebut terdapat juga kandungan asam
sianida (HCN) yang merupakan toksik yang harus dihilangkan.
Pengolahan
Biji Karet
Asam
sianida merupakan racun bagi ternak yang dapat menimbulkan kematian pada
ternak. Asam sianida merupakan salah satu racun yang tergolong kuat dan sangat
cepat cara kerjanya. Gejala keracunan HCN pada ternak ditandai dengan
pernapasan cepat, menggigil, kejang, lemah, sampai kematian. Kematian ternak
terjadi karena ion sianida yang lepas dari ikatan glukosida sianogenik akibat
hidrolisis dalam saluran pencernaan, kemudian ion sianida tersebut berikatan
dengan cytochrom oksidase sehingga proses oksidasi tidak bisa berlangsung
karena darah tidak bisa mengikat oksigen.
Dengan
adanya kandungan asam sianida dalam biji karet yang dapat menyebabkan kematian
bagi ternak maka perlu adanya pengolahan untuk menghilangkan kandungan asam
sianida tersebut yaitu dengan cara fisik seperti melalui pengukusan, perebusan
ataupun dengan perendaman dalam air mengalir. Asam sianida yang terkandung
dalam biji karet dapat dihilangkan dengan proses perendaman selama 24 jam
dengan pergantian air yang sering dan atau melalui perebusan terbuka. Asam
sianida dalam biji karet dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya melalui
beberapa cara yaitu perendaman selama 24 jam, pengukusan selama 6 jam pada suhu
100°C, penjemuran selama 12 jam dibawah sinar matahari atau kombinasi antara
pengukusan dan penjemuran selama 12 jam.
Adapun
selain cara fisik tersebut pengolahan biji karet dapat juga melalui perlakuan
kimiawi dengan cara fermentasi, cara yang dapat dilakukan adalah biji dikupas
dari kulit buahnya, dicuci dalam air yang mengalir, setelah itu biji direndam
dalam air selama 12 jam, biji lalu dikukus selama 30-40 menit terhitung dari
air mendidih, kemudian didinginkan lalu dicampur jamur yang ada dalam oncom dan
tempe diperam selama 36 jam dalam suhu ruangan sebanyak 2 g/ kg bahan, biji diiris
lalu dijemur, setelah itu biji kering lalu digiling halus, dan siap untuk
dicampur dengan ransum lain.
Pengolahan
biji karet diubah dalam bentuk tepung yang siap digunakan sebagai pakan ternak.
Cara solvent (kimia) yaitu : biji karet dikupas terlebih dahulu
kulit/tempurungnya, kemudian daging biji karet dipotong-potong lebih kecil agar
permukaannya lebih luas, lalu dilakukan ekstraksi menggunakan hexan pada suhu
80°C, lalu diuapkan secara vakum dalam rotari evaporator selama satu jam, dan
diperoleh MBK, sedangkan hasil sampingannya berupa BBK terlebih dahulu dilakukan
pengukusan pada suhu 90-100°C selama setengah jam, lalu dikeringkan, dan siap
digunakan sebagai pakan ternak. Kelemahan dari pengolahan biji karet adalah
karena pemansan dengan waktu yang cukup lama dan menyebabkan warna coklat pada
biji karet dan menyebabkan palatabilitas ternak menurun.
Biji
Karet sebagai Pakan Ternak
Biji
karet dapat digunakan untuk bahan campuran pakan ternak yaitu meningkatkan
pertumbuhan bobot badan ternak dengan penggunaan sampai kadar tertentu.
Penggunaan bungkil biji karet sebagai ransum konsentrat sampai level 30%
diberikan pada sapi persilangan Jersey dan Sindhi, menghasilkan pertambahan
bobot badan, daya cerna efesiensi penggunaan ransum yang lebih baik
dibandingkan dengan ransum kontrol. Sedangkan penggunaan bungkil biji karet
dalam ransum ayam petelur maksimum 20%, sebab kalau lebih dari 20% akan
menurunkan bobot telur dan kerabang telur menjadi tipis. Hal ini dikarenakan
ada faktor yang mengganggu metabolisme kalsium, posfor dan Vitamin D, sehingga
telur infertil meningkat, daya tetas turun dan anak ayam menetas lebih ringan
serta anak ayam lemah dan mudah diserang penyakit. Penggunaan biji karet
sebagai komposisi pakan ternak unggas harus disangrai terlebih dahulu, karena
biji karet mengandung asam prusid tinggi.
KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kandungan nutrisi pada biji
karet yaitu protein kasar 17,08 %, lemak kasar 25,23 %, serat kasar 17,58 % dan
energi metabolis 2707,53 kkal/kg, serta didapat cara pengolahan biji karet
secara fisik seperti melalui pengukusan, perebusan ataupun dengan perendaman
dalam air mengalir, biji karet dapat juga melalui perlakuan kimiawi dengan cara
fermentasi, sedangkan untuk manfaat biji karet untuk ternak yaitu dapat
digunakan untuk bahan campuran pakan ternak yaitu meningkatkan pertumbuhan
bobot badan ternak.
DAFTAR PUSTAKA :
Aritonang, D., (1998),
Kemungkinan pemanfaatan biji karet dalam ransum makanan ternak, J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian, 5(3).
Bestari, J., (1984),
Pemakaian Tepung biji karet (Navea brasilliensis) terhadap Pertambahan Berat
Badan Ayam Broiler, Thesis, Fakultas
Peternakan Universitas Andalas, Padang.
Kasmirah, D., (2012),
Pemanfaatan biji buah karet sebagai pakan alternatif ayam kampung.
Murni, R., (2008), Buku ajar teknologi pemanfaatan limbah untuk
pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi, Jambi.
Murtidjo, B.A., (1987). Pedoman Meramu Pakan Unggas, Kanisius,
Yogyakarta.
Rahmawan, O dan Mansyur,
(2008), Detoksifikasi HCN dari bungkil biji karet (BBK) melalui berbagai
perlakuan fisik, Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner 2008.
Zuhra, C.F., (2006), Karet,
Karya Ilmiah Departemen Kimia. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda