MONOTERPENOID
Oleh : Erwinsyah Utama, Sapransyah Rangkuti, Yunita Sari Lubis, Meiky Ulandari Putri, Feny Noviyanti
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri Medan
Editor : Erwinsyah Utama
Editor : Erwinsyah Utama
Definisi Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa
"essence" dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2
unit isopren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000
jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi,
binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebrata dan
struktur senyawanya telah diketahui.
Struktur dari senyawa mono terpenoid
yang telah dikenal merupakan
perbedaan dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isopren. struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersial yang banyak diperdagangkan. Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalol dari yang satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi. Ketiga alkohol ini, yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal. Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder. Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, mono terpenoida mempunyai kerangka karbon yang banyak variasinya.
perbedaan dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isopren. struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersial yang banyak diperdagangkan. Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalol dari yang satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi. Ketiga alkohol ini, yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal. Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder. Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, mono terpenoida mempunyai kerangka karbon yang banyak variasinya.
Oleh karena itu
penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan
struktur monoterpenoida mengikuti suatu sistematika tertentu
yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon
Suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh rekasi
dehidrogenasi menjasi suatu senyawa aromatik (aromatisasi) (Wiwik. 2010).
yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon
Suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh rekasi
dehidrogenasi menjasi suatu senyawa aromatik (aromatisasi) (Wiwik. 2010).
Penetapan struktur selanjutnya
ialah menetukan letak atau posisi gugus fungsi dari senyawa yang
bersangkutan didalam kerangka karbon tersebut. Posisi gugus fungsi
dapat diketahui berdasarkan penguraian oksidatif. Cara lain
adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh reaksi-reaksi tertentu
menjadi senyawa lain yang telah diketahui strukturnya. Dengan kata
lain, saling mengaitkan gugus fungsi senyawa yang bersangkutan dengan
gugus fungsi senyawa lain yang mempunyai kerangka karbon yang sama.
Pembuktian struktur suatu senyawa akhirnya didukung oleh sintesa senyawa
yang bersangkutan dari suatu senyawa yang diketahui strukturnya.
Monoterpen mempunyai
sifat-sifat berupa cairan tidak berwarna, tidak larut dalam air, disuling
dengan uap air, berinteraksi dengan lemak/minyak berbau harum. Minyak bunga dan
biji banyak mengandung monoterpen Struktur monoterpen dapat berupa senyawa
rantai terbuka seperti geraniol, nerol, linalol, sitral, sitronella,
cis-o-simena, mirsena. Monoterpen bentuk siklik dapat digolongkan menjadi 7
(tujuh) berdasarkan kerangka karbon (Mirsen, Limonen, p-simen, Bisabolena, α
dan β Pinena, Kariopilen), dan dapat mempunyai gugus fungsi alkohol, aldehid,
keton dan ester (Sofia. 2006). Struktur
kimia monoterpen dapat dilihat pada gambar berikut :
A. Klasifikasi
Monoterpenoid
1. Monoterpenoid Asiklik
Biosynthetically, pirofosfat
isopentenil dan pirofosfat dimethylallyl digabungkan untuk membentuk geranyl
pirofosfat.
2. Monoterpenoid Monosiklik
Selain lampiran linier, unit isoprena
dapat membuat koneksi untuk membentuk cincin. Ukuran cincin yang paling umum
dalam monoterpen adalah cincin beranggota enam. Sebuah contoh klasik adalah
siklisasi pirofosfat geranyl untuk membentuk limonene
3.
Monoterpenoid Bisiklik
Pirofosfat geranyl juga dapat mengalami
reaksi siklisasi dua berurutan untuk membentuk monoterpen bisiklik, seperti
pinene yang merupakan konstituen utama dari getah pinus (Slamat,2012).
B. Karakterisasi
Monoterpenoid
Sifat Fisika Senyawa
Monoterpenoid
- Memiliki titik didih
140°C-180°C
- Mempunyai bau khas
- Indeks bias tinggi
- Kebanyakan optik aktif
- Kerapatan lebih kecil dari air
- Larut dalam pelarut organik
eter dan alkohol
- Dalam keadaan segar merupakan
cairan tidak berwarna. Tetapi jika teroksidasi warna, akan berubah menjadi
gelap.
Sifat Kimia Senyawa Monoterpenoid
- Senyawa
tidak jenuh ( rantai terbuka ataupun siklik)
- Isoprenoid
kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantimer
(Fessenden,1982).
C.
Biosintesa Monoterpenoid
D.
Sumber-sumber Monoterpenoid
Nama
|
Sumber
|
Contoh
Senyawa
|
Nama Tumbuhan
|
Monoterpenoid
|
Minyak
Atsiri
|
Champor
|
Kamfer (Cinnamomum camphora)
|
Sineol
|
Kayu putih (Melaleuca leucadendron)
|
||
Thymol
|
Thymus (Thymus vulgaris)
|
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. (2010). Tanaman Obat Indonesia
3rd ed, Jakarta: Salemba Medika.
Fessenden.
1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Sofia,
L. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida. Departemen Kimia FMIPA
Universitas Sumatra Utara. Medan.
Wiwik,
R.S. 2010. Isolasi, Identifikasi, Dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa
Golongan Triterpenoid Pada Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria). Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbran. Jurnal Kimia 4 (1). Hal 20-26
Slamat, 2012. Terpenoid. Diakses dari http://slamatysf.blogspot.com/2012/11/ kimia-organik-bahan alammonoterpenoid.html pada tanggal 14 Oktober 2018 Pukul 13.17
WIB
Sitorus,
M. 2010. Kimia Organik Umum.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda