KONDUKTOMETRI
KONDUKTOMETRI
Oleh : Erwinsyah Utama, Thomson
Alex Sumanro Girsang, Nurwulan Dari, Sonnya Amalya, Elviana Hanum, Mitra
Aritonang
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Editor : Erwinsyah Utama
A.
Definisi Konduktometri
Konduktometri merupakan metode analisis kimia
berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu
larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar
listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan, ion yang
mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari
tahanan (R), sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1.
Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka
daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A)
dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda.
Dengan:
G
= daya hantar listrik (ohm-1)
R
= tahanan (ohm)
k
= Konduktivitas (Sm-1)
A
= luas permukaan elektroda (m2)
l = jarak kedua elektroda (m)
B.
Daya Hantar Ekivalen
Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan
arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya
hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak
kedua electroda 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul
dibagi jumlah muatan positif atau negatif. Contoh berat ekivalen BaCl2
adalah BM BaCl2 dibagi dua. Volume larutan (cm3) yang
mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh,
V
= 1000 / C
dengan
C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3), bilangan 1000 menunjukkan
1 liter = 1000 cm3. Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali
luas (A) dan jarak kedua elektroda.
V=
l A
Dengan
l sama dengan 1 cm ,
V
= A = 1000 k / C
Substitusi persamaan ini ke dalam
persamaan G diperoleh,
G
= 1/R = 1000k/C
Daya
hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen
larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.
^
= 1000k/C
Daya
hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk
setiap ion.
C.
Pengukuran Konduktivitas
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan
ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan suatu larutan
yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat. Pengaliran arus melalui larutan
suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan- perubahan dalam komposisi
larutan di dekat elektrode, dengan demikian potensial-potensial listrik dapat
timbul pada elektrode-elektrode.
Sumber arus bolak-balik dapat berupa jaringan
listrik pusat yang memberi arus dengan frekuensi sampai 3000 Hz. Karena
digunakan arus bolak balik, sel akan mempunyai kapasitas yang tak akan
diimbangi dalam kontak resistansi standar R, maka perlu dimasukan sebuah
kondensor Variabel paralel dengan kontak resistansi sehingga kapasitansinya
dapat diimbangi.
Jika frekuensi arus dinaikkan sampai menjadi Hz,
maka efek-efek kapasitansi dan induksi menjadi sangat penting, dan peralatan
harus dimodifikasi untuk memperhitungkan efek-efek ini. Karena itu kita perlu
meninjau cara-cara dalam pengukuran konduktivitas:
a. Titrasi
konduktometri yang dilaksanakan dengan arus yang berfrekuensi rendah sampai dengan
3000 Hz.
b. Titrasi
yang dilakukan menggunakan arus pada frekuensi tinggi, kita lebih mengukur peubahan-perubahan
dalam kapasitansi atu induktansi ketimbang konduktansinya maka titrasi-titrasi
demikian biasanya disebut titrasi frekuensi tinggi.
Perhitungan konduktivitas secara langsung dari
tahanan. Sampel dan dimensi sel I dan A tidak dapat diandalkan karena
distribusi arusnya rumit. Dalam prakteknya, sel dikalibrasikan dengan sampel
yang diketahui konduktivitasnya. Konduktivitas larutan bergantung pada jumlah
ion yang ada dan biasa dikenal sebagai konduktivitas Molar L.
Pengukuran-pengukuran hantaran biasanya dilakukan
pada larutan berair (H2O adalah penghantar buruk, L H2O =
5 x 10-8 mho/cm) pada 250C. Pada konsentrasi tinggi,
kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara linier. Ini akan
memiliki maksimum, untuk selanjutnya menurun
Teori tentang konduktometri merupakan kebalikan dari
teori hokum ohm tentang hambatan listrik. Berdasarkan dan berangkat dari hukum
ohm tersebut, maka disusunlah teori tentang konduktovitas yang merupakan
kebalikan dari resistivitas
G=l/R
K=l/ρ
Dengan
G:
Konduktovitansi (mho) atau (S) ,
I
: Panjang material (meter)
K: Konduktovitas (S.m-1)
ρ:
Hambatan jenis atau resistivitas (ohm meter)
Konduktivitas larutan elektrolit pada temperatur
konstan, tergantung pada jenis ion dan konsentrasinya. Jika larutan semakin
encer, maka konduktovitasnya akan menurun. Ini terjadi karena jumlah ion
persatuan luas semakin sedikit. Akan tetapi, kemampuan tiap ion dalam
meneruskan muatan akan semakin besar karenatidak ada nya hambatan antar ion
pada larutan encer.
Karena konsentrasi larutan pada umumnya dinyatakan dalam
satuan molar (mol/liter), Maka pada konduktometri terdapat istilah konduktovitas
molar (Λ), yang mempunyai hubungan dengan konsentrasi secara:
Λ = 1000K/C
Dimana:
Λ
= konduktoitas molar (Scm2 mol-1)
C
= konsentrasi (mol.dm-3)
K
= Konduktovitas (Scm-1)
Konduktivitas di tentukan oleh jenis ion. Sehingga
untuk mengetahui kemampuan tiap jenis ion, maka perlu dilakukan percobaan
dengan larutan yang sangat encer, sehingga tidak di pengaruhi oleh ion lain.
Pada kondisi seperti ini, maka konduktovitas larutan merupakan jumlah
konduktovitas ion positif (kation) dan ion negative (anion).
Λo adalah konduktivitas molar
ion pada larutan sangat encer (konsentrasi mendekati nol).
D.
Pengukuran Daya Hantar
Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel
untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur
tahanan larutan.
1. Sumber Listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari
batrei) melalui larutan merupakan proses faradai, yaitu oksidasi dan reduksi
terjadi pada kedua elektroda. Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro
kimia pada elektroda- elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik bukan
akibat proses faradai. Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik
sel, maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus
AC.
2. Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang
digunakan untuk pengukuran daya hantar.
Sumber
listrik AC, S merupakan sumber arus litrik dengan frekuensi antara 60 sampai 1000
Hz, dan potensial antara 6 sampai 10 V. Besarnya tahanan RAC dan RBC dapat
dihitung dari posisi jarum pada C. ND adalah detektor kebisingan (Noisy
Detector) yang biasanya menggunakan headphone. Head phone dapat diganti
dengan magig eye, atau mikroamper, digital, sehingga Rsel dapat
dihitung bila ND tak ada respon dengan menggeser kedudukan C.
Rs
merupakan kapasitor yang dapat mencegah terjadinya arus bolak- balik bila
tahanan dalam analit terlalu tinggi. Kemudian tahanan sel Rx dihitung
berdasarkan.
3. Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang
terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda
berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan
elektroda.
Titrasi Konduktometri dapat digunakan untuk
menentukan titik ekivalen suatu titrasi, berupa beberapa contoh titrasi
konduktometri dibahas berikut, Titrasi asam kuat- basa kuat Sebagai contoh
lrutan HCl dititrasi oleh NaOH. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang
baik. Daya hantar H+ turun sampai titik ekivalen tercapai. Dalam hal
ini jumlah H+ makin berkurang di dalam larutan, sedangkan daya
hantar OH- bertambah setelah titik ekivalen (Te) tercapai karena
jumlah OH- di dalam larutan bertambah. Jumlah ion Cl- di dalam
larutan tidak berubah, karena itu daya hantar konstan dengan penambahan NaOH. Daya
hantar ion Na+ bertambah secara perlahan-lahan sesuai dengan jumlah
ion Na+.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendayana,
S. 1994. Kimia Analitik Instrumen.
Semarang : IKIP Semarang Press.
Khopkar.
2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Perss.
Rivai,
H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Soebagio.
2005. Kimia Analitik II. Malang : Universitas Negeri Malang.
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda