Senin, 30 Maret 2020

Protein dapat Mencegah Infeksi Virus Corona


Perbanyak mengkonsumsi protein bisa mencegah infeksi virus Corona, benarkah?

Oleh : Erwinsyah Utama


Protein berasal dari kata “proteos” (bhs. yunani) yang berarti “yang utama”. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya protein bagi makhluk hidup. Protein merupakan makromolekul (polimer) yang tersusun dari monomer-monomer asam-asam amino sebagai unit pembangun yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan komponen yang paling banyak terdapat dalam sel dan menyusun hampir 50% berat kering tubuh makhluk hidup. Protein juga merupakan komponen utama dari otot, organ-organ tubuh, dan kelenjar endokrin, serta terdapat pada rambut, darah, gigi, kuku, dan kulit.
Salah satu fungsi protein yang sangat penting adalah sebagai pertahanan tubuh. Protein pertahanan (immunoglobulin) atau antibodi berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan “bahan asing” dengan cara mengendapkan atau menetralkan “bahan asing” tersebut sehingga tidak menimbulkan penyakit dalam tubuh.

Antibodi sebagai Protein Pertahanan
Antibodi atau immunoglobulin adalah protein yang berperan melindungi tubuh  dari serangan benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Dengan kata lain, protein ini dibentuk sebagai respon terhadap masuknya bahan asing ke dalam tubuh. Jika ke dalam tubuh disuntikkan bahan asing dalam jumlah yang tidak berbahaya, maka tubuh dengan segera memberikan reaksi terhadap benda asing tersebut dengan membentuk antibodi yang khas untuk benda asing tersebut. Apabila suatu ketika antigen yang sama kembali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh sudah siap dengan antibodi yang khas (yang sudah pernah dibentuk) untuk menetralkannya. Dalam hal ini akan terjadi senyawa kompleks antibodi-antigen.
Antibodi sangat spesifik untuk setiap antigen. Apabila kita diberi immunisasi dengan suntikan antigen volio, maka antibodi yang terbentuk dalam tubuh adalah antibodi terhadap penyakit volio, dimana antibodi tersebut hanya dapat menetralkan antigen volio dan tidak dapat menetralkan antigen lainnya. Prinsip inilah yang digunakan sebagai dasar suntikan kekebalan (vaksinasi dan immunisasi) pada manusia dan hewan.

Sumber-sumber Protein
Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan mensintesis beraneka ragam protein dan disimpan dengan jumlah yang berbeda-beda dalam bagian tertentu dari tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang banyak mengandung protein diantaranya adalah kacang-kacangan, gandum, beras, jagung, dan beberapa buah-buahan.

Kandungan Protein dari Berbagai Jenis Bahan Makanan
No.
Bahan Makanan
Kadar Protein (% Berat)
1.
Susu skim kering
36
2.
Kacang kedelai
35
3.
Kacang hijau
22
4.
Daging
19
5.
Ikan segar
17
6.
Telur ayam
13
7.
Jagung
9,2
8.
Beras
6,8
9.
Tepung singkong
1,1

Hewan dan produknya merupakan sumber protein terbaik bagi manusia dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuhan (protein nabati). Faktor-faktor yang menyebabkan superioritas protein hewani dibandingkan dengan protein nabati dari segi biokimia semata-mata adalah karena komposisi asam amino protein hewani lebih mendekati komposisi asam amino manusia, dimana hampir semua asam amino esensial terdapat dalam protein hewani.

Sintesis Protein
Apabila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, maka asam-asam amino yang terkandung dalam protein tersebut akan diabsorpsi oleh tubuh dan kemudian akan mengalami proses metabolisme. Proses metabolisme protein terbagi menjadi 2, yaitu anabolisme (pembentukan) dan katabolisme (penguraian). Namun, dalam hal ini yang kita bahas hanyalah proses anabolismenya saja.
Protein pertahanan (immunogloblulin) atau antibodi dibentuk/disintesis dari asam-asam amino melalui proses anabolisme di dalam tubuh. Namun, pembentukan protein immunoglobulin tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1.      Kelengkapan asam-asam amino
Manusia tidak mampu mensintesis sendiri asam-asam amino yang dibutuhkannya untuk sintesis protein. Oleh sebab itu, sebagian dari asam-asam amino tersebut harus didatangkan dari makanan. Asam amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan disebut “asam amino esensial”, sedangkan asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh disebut asam amino non-esensial.
Untuk mensintesis suatu protein harus tersedia semua asam-asam amino yang dibutuhkan. Begitu juga untuk mensintesis immunoglobulin. Bila salah satu asam amino yang dibutuhkan tidak ada, maka immunoglobulin tidak akan terbentuk. Bila salah satu asam amino jumlahnya terbatas, maka sintesis protein akan berlangsung sampai asam amino tersebut habis. Asam amino yang terbatas tersebut dinamakan asam amino pembatas (limiting amino acid).

2.      Kecukupan kalori pada bahan makanan
Apabila kandungan kalori (yang berasal dari karbohidrat maupun lemak) dalam bahan makanan tersedia dalam jumlah yang cukup, maka sintesis protein dalam tubuh akan berlangsung dengan optimum. Sebaliknya, bila kalori (yang berasal dari karbohidrat maupun lemak) tidak cukup tersedia maka protein yang berasal dari bahan makanan maupun protein jaringan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga sintesis protein dalam tubuh tidak akan terjadi.

3.      Keadaan nutrisi dan fisiologis
Sintesis protein akan berlangsung lebih cepat pada orang yang sedang mengalami pertumbuhan dan pada orang yang baru sembuh dari penyakit. Sedangkan pada orang dewasa, sintesis protein akan berlangsung seimbang dengan kerusakan protein jaringan bila kalori tersedia.

Banyak mengkonsumsi protein dapat mencegah berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh virus Corona, benarkah?
Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan pandemi penyakit yang sedang mewabah di dunia saat ini. Wabah ini pertama kali diidentifikasi berada di Wuhan, China pada Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah itu menyebabkan Kesehatan Masyarakat Darurat dari Kepedulian Internasional pada 30 Januari 2020 dan kemudian diakui sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Hingga tanggal 7 Mei 2020, sebanyak 3,75 juta  kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 187 negara dan wilayah, yang mengakibatkan sekitar 263.000 kematian dan lebih dari 1,24 million orang telah sembuh. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini, seperti pembatasan perjalanan, karantina, jam malam, penundaan dan pembatalan acara, dan penutupan beberapa fasilitas.
Namun, tahukah anda bahwa dengan memperbanyak mengkonsumsi protein ternyata dapat mencegah infeksi virus Corona? Ya, salah satu fungsi dari protein yang sangat penting adalah sebagai pertahanan tubuh. Protein yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh disebut dengan protein pertahanan (immunoglobulin). Protein immunoglobulin dibentuk sebagai respon terhadap masuknya “bahan asing” ke dalam tubuh. Jika ada “bahan asing” (contohnya virus Corona) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh dengan segera memberikan reaksi terhadap virus tersebut dengan membentuk antibodi yang khas.

Protein immunogloblulin dibentuk/ disintesis dari asam-asam amino melalui proses anabolisme di dalam tubuh. Untuk mensintesisnya, maka harus tersedia semua asam-asam amino yang diperlukan. Bila salah satu asam amino yang dibutuhkan tidak tersedia, maka immunoglobulin tidak akan terbentuk. Bila salah satu asam amino jumlahnya terbatas, maka sintesis immunoglobulin akan berlangsung sampai asam amino tersebut habis.
Untuk itu, kita perlu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein secara beragam agar kebutuhan asam-asam amino yang diperlukan untuk mensintesis protein immunoglobulin terpenuhi. Namun itu saja tidaklah cukup. Bahan makanan yang kita makan haruslah dalam jumlah kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi agar sintesis protein dalam tubuh berlangsung dengan optimum. Bila kalori tidak mencukupi, maka protein yang berasal dari bahan makanan maupun protein jaringan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga sintesis protein immunoglobulin dalam tubuh tidak akan terjadi.
Jadi, asumsi bahwa memperbanyak mengkonsumsi protein bisa mencegah virus Corona dapat dibenarkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa dengan banyak mengkonsumsi protein kita bisa terbebas dari virus Corona. Bisa saja orang yang sudah mengkonsumsi banyak protein tetap terinfeksi virus Corona. Hal tersebut mungkin disebabkan karena proses metabolisme orang tersebut berlangsung lambat (dipengaruhi oleh faktor usia), sehingga proses sintesis protein immunoglobulin dalam tubuh orang tersebut berlangsung lebih lambat dari pada perkembangbiakan virus dalam tubuh, ataupun disebabkan oleh faktor lainnya.
Memperbanyak mengkonsumsi protein bukan berarti mengkonsumsi protein secara berlebih-lebihan, karena segala sesuatu yang berlebih-lebihan tidaklah baik. Konsumsi lah protein yang sewajarnya saja. Sekian dan terima kasih…


Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/2019–20_coronavirus_pandemic
Silitonga, P.M., (2013), Biokimia Dasar, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2013), Biokimia Nutrisi, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda