Protein dapat Mencegah Infeksi Virus Corona
Perbanyak mengkonsumsi protein bisa mencegah infeksi
virus Corona, benarkah?
Oleh : Erwinsyah Utama
Oleh : Erwinsyah Utama
Protein
berasal dari kata “proteos” (bhs. yunani) yang berarti “yang utama”. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya protein bagi makhluk hidup. Protein merupakan
makromolekul (polimer) yang tersusun dari monomer-monomer asam-asam amino
sebagai unit pembangun yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein
merupakan komponen yang paling banyak terdapat dalam sel dan menyusun hampir
50% berat kering tubuh makhluk hidup. Protein juga merupakan komponen utama
dari otot, organ-organ tubuh, dan kelenjar endokrin, serta terdapat pada
rambut, darah, gigi, kuku, dan kulit.
Salah satu fungsi protein yang sangat
penting adalah sebagai pertahanan tubuh. Protein pertahanan (immunoglobulin)
atau antibodi berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan “bahan asing”
dengan cara mengendapkan atau menetralkan “bahan asing” tersebut sehingga tidak
menimbulkan penyakit dalam tubuh.
Antibodi
sebagai Protein Pertahanan
Antibodi atau immunoglobulin adalah
protein yang berperan melindungi tubuh
dari serangan benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Dengan
kata lain, protein ini dibentuk sebagai respon terhadap masuknya bahan asing ke
dalam tubuh. Jika ke dalam tubuh disuntikkan bahan asing dalam jumlah yang
tidak berbahaya, maka tubuh dengan segera memberikan reaksi terhadap benda
asing tersebut dengan membentuk antibodi yang khas untuk benda asing tersebut. Apabila
suatu ketika antigen yang sama kembali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh sudah
siap dengan antibodi yang khas (yang sudah pernah dibentuk) untuk
menetralkannya. Dalam hal ini akan terjadi senyawa kompleks antibodi-antigen.
Antibodi sangat spesifik untuk setiap
antigen. Apabila kita diberi immunisasi dengan suntikan antigen volio, maka
antibodi yang terbentuk dalam tubuh adalah antibodi terhadap penyakit volio,
dimana antibodi tersebut hanya dapat menetralkan antigen volio dan tidak dapat
menetralkan antigen lainnya. Prinsip inilah yang digunakan sebagai dasar suntikan
kekebalan (vaksinasi dan immunisasi) pada manusia dan hewan.
Sumber-sumber
Protein
Protein dapat diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan mensintesis beraneka ragam
protein dan disimpan dengan jumlah yang berbeda-beda dalam bagian tertentu dari
tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang banyak mengandung protein diantaranya adalah
kacang-kacangan, gandum, beras, jagung, dan beberapa buah-buahan.
Kandungan Protein dari Berbagai Jenis Bahan Makanan
No.
|
Bahan Makanan
|
Kadar Protein (% Berat)
|
1.
|
Susu skim kering
|
36
|
2.
|
Kacang kedelai
|
35
|
3.
|
Kacang hijau
|
22
|
4.
|
Daging
|
19
|
5.
|
Ikan segar
|
17
|
6.
|
Telur ayam
|
13
|
7.
|
Jagung
|
9,2
|
8.
|
Beras
|
6,8
|
9.
|
Tepung singkong
|
1,1
|
Hewan dan produknya merupakan sumber
protein terbaik bagi manusia dibandingkan dengan protein yang berasal dari
tumbuhan (protein nabati). Faktor-faktor yang menyebabkan superioritas protein
hewani dibandingkan dengan protein nabati dari segi biokimia semata-mata adalah
karena komposisi asam amino protein hewani lebih mendekati komposisi asam amino
manusia, dimana hampir semua asam amino esensial terdapat dalam protein hewani.
Sintesis
Protein
Apabila kita mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, maka asam-asam amino yang terkandung dalam protein tersebut
akan diabsorpsi oleh tubuh dan kemudian akan mengalami proses metabolisme.
Proses metabolisme protein terbagi menjadi 2, yaitu anabolisme (pembentukan)
dan katabolisme (penguraian). Namun, dalam hal ini yang kita bahas hanyalah
proses anabolismenya saja.
Protein pertahanan (immunogloblulin)
atau antibodi dibentuk/disintesis dari asam-asam amino melalui proses
anabolisme di dalam tubuh. Namun, pembentukan protein immunoglobulin tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1. Kelengkapan
asam-asam amino
Manusia tidak mampu mensintesis sendiri
asam-asam amino yang dibutuhkannya untuk sintesis protein. Oleh sebab itu,
sebagian dari asam-asam amino tersebut harus didatangkan dari makanan. Asam
amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus diperoleh dari
makanan disebut “asam amino esensial”, sedangkan asam amino yang dapat
disintesis di dalam tubuh disebut asam amino non-esensial.
Untuk mensintesis suatu protein harus
tersedia semua asam-asam amino yang dibutuhkan. Begitu juga untuk mensintesis
immunoglobulin. Bila salah satu asam amino yang dibutuhkan tidak ada, maka
immunoglobulin tidak akan terbentuk. Bila salah satu asam amino jumlahnya
terbatas, maka sintesis protein akan berlangsung sampai asam amino tersebut
habis. Asam amino yang terbatas tersebut dinamakan asam amino pembatas (limiting amino acid).
2. Kecukupan
kalori pada bahan makanan
Apabila kandungan kalori (yang berasal
dari karbohidrat maupun lemak) dalam bahan makanan tersedia dalam jumlah yang
cukup, maka sintesis protein dalam tubuh akan berlangsung dengan optimum.
Sebaliknya, bila kalori (yang berasal dari karbohidrat maupun lemak) tidak
cukup tersedia maka protein yang berasal dari bahan makanan maupun protein
jaringan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga sintesis protein
dalam tubuh tidak akan terjadi.
3. Keadaan
nutrisi dan fisiologis
Sintesis protein akan berlangsung lebih
cepat pada orang yang sedang mengalami pertumbuhan dan pada orang yang baru
sembuh dari penyakit. Sedangkan pada orang dewasa, sintesis protein akan
berlangsung seimbang dengan kerusakan protein jaringan bila kalori tersedia.
Banyak
mengkonsumsi protein dapat mencegah berbagai macam penyakit, salah satunya
penyakit yang disebabkan oleh virus Corona, benarkah?
Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan pandemi penyakit yang sedang
mewabah di dunia saat ini. Wabah ini pertama kali diidentifikasi berada di
Wuhan, China pada Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah itu menyebabkan Kesehatan Masyarakat
Darurat dari Kepedulian Internasional pada 30 Januari 2020 dan kemudian diakui
sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Hingga tanggal 7 Mei 2020, sebanyak 3,75 juta kasus COVID-19 telah
dilaporkan di lebih dari 187 negara dan wilayah, yang mengakibatkan sekitar 263.000 kematian dan lebih dari 1,24 million orang telah sembuh. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk
mencegah penyebaran virus ini, seperti pembatasan perjalanan, karantina, jam
malam, penundaan dan pembatalan acara, dan penutupan beberapa fasilitas.
Namun, tahukah anda bahwa dengan memperbanyak mengkonsumsi protein
ternyata dapat mencegah infeksi virus Corona? Ya, salah
satu fungsi dari protein yang sangat penting adalah sebagai pertahanan tubuh.
Protein yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh disebut dengan protein
pertahanan (immunoglobulin). Protein immunoglobulin dibentuk sebagai respon
terhadap masuknya “bahan asing” ke dalam tubuh. Jika ada “bahan asing” (contohnya
virus Corona) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh dengan segera memberikan reaksi
terhadap virus tersebut dengan membentuk antibodi yang khas.
Protein immunogloblulin
dibentuk/ disintesis dari asam-asam amino melalui proses anabolisme di dalam
tubuh. Untuk mensintesisnya, maka harus tersedia semua asam-asam amino yang
diperlukan. Bila salah satu asam amino yang dibutuhkan tidak tersedia, maka
immunoglobulin tidak akan terbentuk. Bila salah satu asam amino jumlahnya
terbatas, maka sintesis immunoglobulin akan berlangsung sampai asam amino
tersebut habis.
Untuk itu, kita perlu banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein secara beragam agar kebutuhan asam-asam amino
yang diperlukan untuk mensintesis protein immunoglobulin terpenuhi. Namun itu
saja tidaklah cukup. Bahan makanan yang kita makan haruslah dalam jumlah kalori
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi agar sintesis protein dalam tubuh berlangsung
dengan optimum. Bila kalori tidak mencukupi, maka protein yang berasal dari
bahan makanan maupun protein jaringan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi sehingga sintesis protein immunoglobulin dalam tubuh tidak akan terjadi.
Jadi, asumsi bahwa memperbanyak
mengkonsumsi protein bisa mencegah virus Corona dapat dibenarkan. Namun, tidak
ada jaminan bahwa dengan banyak mengkonsumsi protein kita bisa terbebas dari
virus Corona. Bisa saja orang yang sudah mengkonsumsi banyak protein tetap
terinfeksi virus Corona. Hal tersebut mungkin disebabkan karena proses
metabolisme orang tersebut berlangsung lambat (dipengaruhi oleh faktor usia),
sehingga proses sintesis protein immunoglobulin dalam tubuh orang tersebut berlangsung
lebih lambat dari pada perkembangbiakan virus dalam tubuh, ataupun disebabkan oleh
faktor lainnya.
Memperbanyak mengkonsumsi protein
bukan berarti mengkonsumsi protein secara berlebih-lebihan, karena segala
sesuatu yang berlebih-lebihan tidaklah baik. Konsumsi lah protein yang
sewajarnya saja. Sekian dan terima kasih…
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/2019–20_coronavirus_pandemic
Silitonga, P.M., (2013), Biokimia Dasar, FMIPA Universitas Negeri
Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2013), Biokimia Nutrisi, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Label: Artikel
0 Komentar:
Posting Komentar
1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda