Sabtu, 04 April 2020

Hand Sanitizer dari Ekstrak Batang Pisang

Hand Sanitizer dari Ekstrak Batang Pisang


Oleh : Erwinsyah Utama


Kebersihan merupakan tahap awal untuk menjaga pola hidup sehat dan terhindar dari penyakit. Agar kita selalu bersih dan terhindar dari penyakit, kita perlu mengetahui media mana saja yang menjadi pintu masuk penyakit ke dalam tubuh. Salah satu media yang sangat berpeluang menjadi pintu masuk penyakit ke dalam tubuh adalah tangan. Berbagai macam jenis virus, bakteri dan jamur menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan benda mati maupun dengan benda hidup. Menurut WHO dan Ketua Himpunan Perawat Pengendalian Infeksi Indonesia, tangan merupakan salah satu pintu masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Data WHO menunjukkan, tangan mengandung bakteri yang jumlahnya 39.000 – 460.000 CFU/cm2 yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular dan berkontribusi sebesar 3,5% dari total kematian di Indonesia.
Pencegahan penyebaran bakteri, virus dan jamur yang paling tepat adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih. Akan tetapi, ada satu cara lain yang tidak kalah efektif yaitu dengan menggunakan antiseptik pembersih tangan atau hand sanitizer.
Antiseptik pembersih tangan atau hand sanitizer merupakan produk pilihan masyarakat saat ini, karena mudah dibawa kemana-mana dan mudah didapatkan atau tersedia di pasaran. Penggunaan hand sanitizer sangat mudah dengan meneteskan gel pada telapak tangan kemudian meratakan ke permukaan telapak tangan. Adapun kelebihan hand sanitizer dapat membunuh kuman dalam waktu relatif cepat, karena mengandung senyawa alkohol dengan konsentrasi 60% sampai 80% dan golongan fenol (klorheksidin, triklosan). Senyawa yang terkandung dalam hand sanitizer memiliki mekanisme kerja dengan cara mendenaturasi dan mengkoagulasi protein sel kuman.
Sebagai antiseptik, alkohol memiliki kelebihan yang mudah menguap, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengering ketika diaplikasin ke tangan. Akan tetapi ini juga menjadi kelemahan, karena efektivitasnya hanya jangka pendek, sehingga bakteri hanya dapat dikurangi dalam waktu singkat setelah penggunaan antiseptik. Alkohol pada hand sanitizer hanya efektif untuk membunuh bakteri saja, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Oleh sebab itu, produk hand sanitizer pada umumnya menambahkan zat aktif lain yang mampu untuk membunuh jamur dan virus. Biasanya, zat aktif lain yang ditambahkan pada produk hand sanitizer berupa senyawa dari fenol. Senyawa dari golongan fenol yang digunakan dalam hand sanitizer pada umumnya berupa triklosan dengan kadar 0,05% sampai dengan 2%.  Triklosan dapat memperlambat pertumbuhan bakteri juga bersifat antijamur dan antivirus.
Namun, produk handsanitizer berbahan alkohol dan triklosan (dalam konsentrasi tinggi) jika digunakan berlebihan dan terus menerus dapat berbahaya dan mengakibatkan iritasi hingga menimbulkan rasa terbakar pada kulit. Oleh sebab itu, diperlukan bahan tambahan agar penggunaan triklosan dalam produk hand sanitizer cukup dalam kadar yang kecil sehingga produk hand sanitizer menjadi lebih aman untuk digunakan. Salah satu  upaya untuk mengurangi kadar penggunaan triklosan yang terkandung dalam produk antiseptik hand sanitizer adalah dengan melakukan inovasi menggunakan ekstrak tanaman yang ada di alam yang mengandung sifat antibakteri, misalnya batang pisang.
Kandungan senyawa yang terdapat pada batang tanaman pisang berupa senyawa metabolit sekunder yang kompleks, yang bersifat antibakteri. Adapun zat yang berperan sebagai antibakteri dalam batang pisang terdiri atas saponin, flavonoid, dan tanin. Saponin mampu berperan sebagai antibakter, sedangkan flavonoid berperan menghambat pertumbuhan jamur yakni dengan menyebabkan gangguan permeabilitas membran sel jamur tersebut. Selain itu, tanin merupakan zat antiseptik alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan memunculkan denaturasi protein dan menurunkan tegangan permukaan. Oleh karena itu  batang tanaman  pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan antiseptik handsanitizer.
Untuk membuat hand sanitizer berbahan batang pisang ini tidak terlalu sulit, caranya adalah sebagai berikut:

  • Pertama, batang pisang yang sudah diambil harus dikeringkan terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar airnya. Pengeringan batang pisang tidak boleh dilakukan di bawah sinar matahari langsung karena hal tersebut akan dapat menghilangkan zat-zat aktif yang terkandung dalam batang pisang.
  • Setelah mengering, potonglah batang pisang tersebut hingga berukuran kecil.
  • Setelah dipotong kecil-kecil, haluskan batang pisang tersebut menggunakan blender hingga menjadi serbuk.
  • Batang pisang yang sudah dalam bentuk serbuk selanjutnya direndam dalam alkohol. Biarkan proses ini berlangsung selama 2 hari agar keseluruhan zat-zat aktif dapat terekstrak.
  • Setelah dibiarkan selama 2 hari, ambil ekstraknya/filtratnya dengan cara disaring. Ekstrak batang pisang tersebut kemudian ditambahkan dengan triklosan.
  • Ekstrak batang pisang yang sudah ditambah triklosan tersebut sudah dapat digunakan sebagai hand sanitizer. Namun, jika kita menginginkan hand sanitizer dalam bentuk gel maka perlu ditambahkan carbomer dan gliserin. Penambahan carbomer dan gliserin pada pembuatan hand sanitiser berbahan batang tanaman pisang ini berfungsi untuk meningkatkan kekentalan pada produk hand sanitizer. Carbomer merupakan agen pengental yang berfungsi untuk meningkatkan viskositas, sedangkan gliserin  berfungsi untuk menjaga kelembapan pada produk, dan juga memiliki fungsi lainnya yaitu sebagai agen pengental.
  • Untuk komposisi yang disarankan yaitu 10 mL ekstrak batang pisang + 15 gram trilosan + 15 mL carbomer + 15 mL gliserin. Aduk campuran bahan-bahan tersebut hingga merata (homogen).
  • Setelah merata simpan hand sanitizer dalam wadah yang tertutup (sesuai dengan yang diinginkan). Hand sanitizer sudah dapat langsung digunakan.
Seperti itulah tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk membuat hand sanitizer berbahan batang pisang. Produk hand sanitizer dari batang pisang ini selain ampuh dalam membunuh kuman juga lebih aman ketika digunakan. Kandungan alkohol dan triklosan yang tidak terlalu tinggi membuat produk hand sanitizer berbahan batang pisang ini tidak akan mengakibatkan iritasi pada kulit ketika digunakan.
Pemakaian hand sanitizer dalam kemasan botol di masyarakat biasanya tidak langsung habis. Penting untuk diketahui bahwa lama penyimpanan produk hand sanitizer dapat menyebabkan kadar alkohol dalam produk terus-menerus berkurang akan mempengaruhi kualitas hand sanitizer dalam membunuh kuman. Hal ini dikarenakan alkohol sebagai bahan aktif bersifat mudah menguap. Oleh sebab itu, agar produk hand sanitizer tetap efektif ketika digunakan, maka sebaiknya produk hand sanitizer dihabiskan dalam waktu paling lama 2 minggu.


Referensi :
Asngad, A., Bagas, A., dan Nopitasari, (2018), Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya, Bioeksperimen, 4(2), ISSN 2460-1365.
Desiyanto, F.A. dan Djannah, S.N., (2013), Efektivitas Mencuci Tangan menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) terhadap Jumlah Angka Kuman, KESMAS, 7(2).
Noviansari, R., Sudarmin, dan Siadi, K., (2013), Transformasi Metil Eugenol Menjadi 3-(3,4 DimetoksiFenil)-1-Propanol dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri, Jurnal Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Semarang, 2(2).
Nugroho, K. M, (2016), Isolasi Senyawa Bioaktif Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca Var. Sapientum) sebagai Bahan Baku Antibakteri, Indo. J. Chem. Sci., 5(3).
Rini, E.P. dan Nugraheni E.R., (2018), Uji Daya Hambat Berbagai Merek Handsanitizer Gel Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 1(10).
Sari, R. dan Isadiartuti, D, (2006), Studi Efektivitas Gel Sediaan Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.), Majalah Farmasi Indonesia, 17(4).
Walidah, I., Supriyanta, B., dan Sujono, (2014), Daya Bunuh Hand Sanitizer Berbahan Aktif Alkohol 59% dalam Kemasan Setelah Penggunaan Berulang terhadap Angka Lempeng Total (ALT), Jurnal Teknologi Laboratorium, 3(1).
Wijaya, I.J., (2013), Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 1,5% dan 2%, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1).

Label:

4 Komentar:

Pada 15 April 2020 pukul 11.22 , Blogger Unknown mengatakan...

Utk ekstraksi utk alkoholnya yg bagus kadar berapa persen?

 
Pada 15 April 2020 pukul 14.31 , Blogger Erwinsyah Utama mengatakan...

Untuk ekstraksi sebenarnya lebih bagus menggunakan pelarut (alkohol) yang kemurniannya lebih tinggi. Akan tetapi, untuk membuat produk hand sanitizer, penggunaan pelarut (alkohol) dengan konsentrasi 60-80% saja sudah cukup efektif dalam membunuh kuman. Jadi, kita tidak perlu menggunakan alkohol yang memiliki kemurnian terlalu tinggi (96%) untuk mengekstraksinya. Cukup menggunakan alkohol yg berkonsentrasi 70% saja.

 
Pada 16 April 2020 pukul 20.50 , Blogger Unknown mengatakan...

Untuk batang pisangnya bagian mana yg d pakai?
Bagian luar atau dalam?

 
Pada 18 April 2020 pukul 06.44 , Blogger Erwinsyah Utama mengatakan...

Untuk batang pisangnya bagian mana yg d pakai?
Bagian luar atau dalam?

Untuk batang pisangnya bagian mana saja (luar dan dalam) dapat digunakan. Namun, lebih baik yang digunakan adalah bagian dalam karena batang/pelepah pisang di bagian dalam itu biasanya lebih bersih dan kandungan lignin-nya lebih sedikit sehingga lebih mudah diproses.

 

Posting Komentar

1. Dilarang Spam
2. Dilarang menggunakan kata-kata kasar/tidak sopan

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda